Bismillahir-Rah maanir-Rahim ...
Apabila perzinaan sudah meluas di masyarakat dan
dilakukan secara terang-terangan (dianggap biasa),
maka infeksi dan penyakit mematikan yang
sebelumnya tidak terdapat pada zaman nenek
moyangnya akan menyebar di antara mereka.
Seperti kita ketahui, penyebaran AIDS bisa
melalui tranfusi darah, alat-alat kedokteran gigi
maupun jarum suntik. Namun, penyebaran AIDS
yang paling hebat dan sangat mendasar adalah
lewat praktek-praktek prostitusi. Ini terbukti, di
mana banyak prostitusi, di situ penyakit yang
mematikan itu tumbuh subur.
Sebagai muslim, sebetulnya kita tidak perlu
khawatir terhadap serangan AIDS, asal -- tentu
saja -- kita menaati ajaran agama. Dalam Alquran,
Allah telah memberikan kiat penangkal penyakit
yang berbahaya itu. ''Wala taqrabu al-zina
(Janganlah mendekati zina)'' (Q.S. 17:32).
Kalau kita renungkan, tampaklah bahwa ayat di
atas sangat antisipatif: Allah menjaga orang-orang
beriman dari bahaya-bahaya yang akan
diakibatkan oleh perzinaan. Jangankan
melakukan, mendekat pun kita sudah tidak
diperbolehkan oleh Allah. Sebab Allah Mahatahu
sifat manusia yang apabila mendapat satu, dia
menginginka yang kedua, mendapat yang kedua,
dia menginginkan yang ketiga dan seterusnya,
hingga terjadilah perzinaan itu.
Apabila kita mampu menaati perintah Allah tadi,
insya Allah kita akan terbebas dari azab Allah
yang ditimpakan kepada kaum yang tidak mau
menjaga farajnya, baik azab dunia, terlebih-lebih
azab akhirat. Dalam ayat lain disebutkan bahwa
orang yang menjaga kemaluannya akan
beruntung (Q.S. 23:5). Jika sekarang digalakkan
kampanye penanggulangan AIDS yang dilakukan
oleh orang-orang terkenal, nampaknya seperti
suatu hal yang sia-sia. Karena banyak usaha
tersebut tidak sejalan dengan aturan Allah,
bahkan ada yang sangat nyata-nyata menentang
aturan Allah, misalnya menyediakan kondom
bagi pelaku pelacuran.
Mengatakan AIDS adalah penyakit kutukan secara
membabi buta barangkali tidak begitu tepat.
Namun kita tidak ragu-ragu mengatakan bahwa
AIDS adalah azab dunia bagi para pezina. AIDS
harus disikapi dari dua dimensi: duniawi dan
ukhrawi.
Dalam dimensi duniawi, AIDS mungkin bisa
menyerang siapa saja. Sedangkan dalam dimensi
ukhrawi penyakit AIDS merupakan azab Allah
yang ditimpakan kepada para penentang aturan-
Nya. Bala ini sebagai eksesnya bisa menimpa
orang beriman, terlebih-lebih jika orang beriman
menyetujui praktik perzinaan walaupun tidak
melakukan.
Hadis riwayat Ibnu Majah, Al Bazzar, dan Al
Baihaqi, yang dikutip di atas kiranya sangat pas
untuk menggambarkan keadaan dewasa ini, dan
secara gamblang membuktikan kebenarannya.
Kalau dahulu hanya dikenal sipilis dan
sebangsanya, sekarang dikenal AIDS. Jika praktek
prostitusi semakin merajalela, walau seandainya
nanti AIDS dapat disembuhkan, tak mustahil akan
muncul penyakit lain yang lebih mengerikan.
Na'udzubillah.
Wallahu a'lam bish-shawab ...
sebelumnya tidak terdapat pada zaman nenek
moyangnya akan menyebar di antara mereka.
Seperti kita ketahui, penyebaran AIDS bisa
melalui tranfusi darah, alat-alat kedokteran gigi
maupun jarum suntik. Namun, penyebaran AIDS
yang paling hebat dan sangat mendasar adalah
lewat praktek-praktek prostitusi. Ini terbukti, di
mana banyak prostitusi, di situ penyakit yang
mematikan itu tumbuh subur.
Sebagai muslim, sebetulnya kita tidak perlu
khawatir terhadap serangan AIDS, asal -- tentu
saja -- kita menaati ajaran agama. Dalam Alquran,
Allah telah memberikan kiat penangkal penyakit
yang berbahaya itu. ''Wala taqrabu al-zina
(Janganlah mendekati zina)'' (Q.S. 17:32).
Kalau kita renungkan, tampaklah bahwa ayat di
atas sangat antisipatif: Allah menjaga orang-orang
beriman dari bahaya-bahaya yang akan
diakibatkan oleh perzinaan. Jangankan
melakukan, mendekat pun kita sudah tidak
diperbolehkan oleh Allah. Sebab Allah Mahatahu
sifat manusia yang apabila mendapat satu, dia
menginginka yang kedua, mendapat yang kedua,
dia menginginkan yang ketiga dan seterusnya,
hingga terjadilah perzinaan itu.
Apabila kita mampu menaati perintah Allah tadi,
insya Allah kita akan terbebas dari azab Allah
yang ditimpakan kepada kaum yang tidak mau
menjaga farajnya, baik azab dunia, terlebih-lebih
azab akhirat. Dalam ayat lain disebutkan bahwa
orang yang menjaga kemaluannya akan
beruntung (Q.S. 23:5). Jika sekarang digalakkan
kampanye penanggulangan AIDS yang dilakukan
oleh orang-orang terkenal, nampaknya seperti
suatu hal yang sia-sia. Karena banyak usaha
tersebut tidak sejalan dengan aturan Allah,
bahkan ada yang sangat nyata-nyata menentang
aturan Allah, misalnya menyediakan kondom
bagi pelaku pelacuran.
Mengatakan AIDS adalah penyakit kutukan secara
membabi buta barangkali tidak begitu tepat.
Namun kita tidak ragu-ragu mengatakan bahwa
AIDS adalah azab dunia bagi para pezina. AIDS
harus disikapi dari dua dimensi: duniawi dan
ukhrawi.
Dalam dimensi duniawi, AIDS mungkin bisa
menyerang siapa saja. Sedangkan dalam dimensi
ukhrawi penyakit AIDS merupakan azab Allah
yang ditimpakan kepada para penentang aturan-
Nya. Bala ini sebagai eksesnya bisa menimpa
orang beriman, terlebih-lebih jika orang beriman
menyetujui praktik perzinaan walaupun tidak
melakukan.
Hadis riwayat Ibnu Majah, Al Bazzar, dan Al
Baihaqi, yang dikutip di atas kiranya sangat pas
untuk menggambarkan keadaan dewasa ini, dan
secara gamblang membuktikan kebenarannya.
Kalau dahulu hanya dikenal sipilis dan
sebangsanya, sekarang dikenal AIDS. Jika praktek
prostitusi semakin merajalela, walau seandainya
nanti AIDS dapat disembuhkan, tak mustahil akan
muncul penyakit lain yang lebih mengerikan.
Na'udzubillah.
Wallahu a'lam bish-shawab ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar